30 Juli 2009

Foto Kegiatan Mudika

Prosesi JALAN SALIB [TABLO
Gereja Katolik St. Maria
Tanjung Selamat Medan, Jumat Agung, 10 April 2009


Part-1

MENGGUMULI PILIHAN

A. Masa Memilih
Hari-hari ini calon siswa (SD, SMP, SMA) dan calon mahasiswa (Perguruan Tinggi), pun para pencari kerja mengalami masa-masa memilih salah satu pilihan dari berbagai pilihan yang tersedia. Entah dalam hal memilih sekolah/universitas, jurusan, perusahaan, dst. Dari antara mereka ada yang langsung yakin dengan pilihannya, tapi ada juga yang dihantui keraguan. Syukur bahwa banyak juga merekadari yang (sangat) yakin dengan pilihan meraka. Namun, tak sedikit juga yang ragu, pusing tujuh keliling, dilematis, bahkan sampai dilanda stress berlebihan. Tulisan pendek ini tidak dimaksud sebagai tips satu-satunya untuk memilih sekolah, perguruan tinggi, pekerjaan, dll. Saya hanya memaparkan hal-hal yang saya amati di lingkungan kaum muda yang saya dampingi; dan dari mereka lah saya 'terpaksa" memberi masukan sebagaimana mereka harapkan. Saya merasa ada yang kurang bila tulisan ini tidak juga saya bagikan bagi anda. Mudah-mudahan tulisan berguna....dan bisa meyakinkan Anda dalam keraguan untuk memilih.


B. Pilihan itu Mimpi?
Mengacu kepada Levinas, sebuah pilihan selalu terkait dengan imaji, persepsi, pikiran dan perilaku. Dari keempat unsur inilah terbentuk kesadaran akan obyek yang diimpikan atau dipilih (imaji), pemahan yang muncul ketika Anda memilihnya (persepsi), ruang atau wadah yang melatarbelakangi piluihan tersebut (pikiran), dan bagaimana Anda menggabungkan ketiga hal di atas (imaji, persepsi dan pikiran) dalam perilaku keseharian Anda. Maksudnya? Sabar.... baca lagi dong yang berikut ini....


C. Mempurifikasi Pilihan
Bila seorang calon mahasiswa memilih Jurusan Tehnik Informatika, misalnya, maka diandaikan ia tahu sedikit banyak tentang komputer. Bila seorang siswa yang baru naik kelas II memilih jurusan IPA, diandaikan nilai bidang studi IPA-nya lebih optimal dibanding jurusan IPS. Kita tentu sangt paham dengan hal ini. Tapi masalahnya, nilai yang tertuang dan pengetahuan yang cukup tidak 100% memetakan pilihan seseorang itu cocok atau tidak cocok, pas atau tidak pas. Maka, untuk mengatasi keraguan akan pilihan itu, penting untuk memurnikan (purification) pemahaman akan pilihan itu dan tindakan yang mengarah ke sana. Proses pemurnian di sini terdiri dari dua, yakni justification (justifikasi, pembenaran) dan falsification (falsifikasi, rekonstruksi realitas, berani salah, look at something beyond).

Dalam justifikasi, seseorang cenderung minta pendapat, saran, masukan dari orang lain tentang pilihannya, terutama dari mereka yang sudah berpengalaman di bidang tersebut. Sedangakan pada tahap falsifikasi, seseorang dengan berani meyakini bahwa apa pun yang dipilihnya adalah sesuatu yang diyakininya sebagai sebuah tantangan. Oleh karenanya, ia akan dengan berani mengambil resiko dan bertanggung jawab atas pilihannya itu. Namun, perlu diingat bahwa kedua tahap pemurnian itu sama-sama ingin meyakinkan seseorang untuk menentukan pilihannya. Akhirnya, seseorang harus sungguh memiliki keasadaran penuh kan pilihannya itu. Kesadaran yang saya maksud ialah kemauan dan keberanian untuk menghipotesa/menguji "yang tidak nyata" (apa yang Anda pilih) menjadi nyata dalam imaji, persepsi, pikiran dan tindakan Anda. Ini ibarat Anda menikmati sebuah lukisan. Misalanya ketika Dan Brown (penu;is Novel Davinci Code) menatap secara teliti lukisan Perjamuan Terakhir, ia memunculkan sesuatu yang baru: yang disamping Yesus bukan Yohanes, murid yang dikasihi Yesus, melainkan Maria Magdalena, si pelacur yang bertobat. Tentu, lukisan itu 'mati', hanya sebuah perpaduan warna-warni di atas kanvas. Akan tetapi Dan Brown mencoba menafsir (kendati sangat subyektif) dan menghidupkan lukisan itu. Demikian halnya dengan pilihan (baca; cita-cita). Ia tidak nyata, tapi kita bisa berusah membuatnya menjadi nyata lewat proses pencapaian (achievement).

D. Memaknai Pilihan
Dari uraian di atas, kiranya jelas bahwa memaknai pilihan sama halnya dengan memaknai diri; menentukan jurusan, sekolah/universitas, pekerjaan, dst. sama halnya dengan menentukan masa depan. kembali ke terminologi 'memaknai' tadi. Memaknai mengandaikan ada nilai yang diperjuangkan (mengapa memilih A, B, C, dst) dengan ruang bebas yang tersedia (dukungan orang tua, lingkungan, dll). Sungguh tak ada hal yang pasti dalam hidup kita, selain lahir dan mati. Tapi space waktu yang ada antara lahir dan mati seudah semestinya kita isi dengan hal-hal bermakna.

Maka, maknailah hidup Anda sesuai dengan bakat dan kemampuan yang diwariskan Pencipta, dengan menyadari pentingnya proses, sebagaimana hidup adalah proses kembali kepada Pencipta. Sebab, satu-satunya cara untuk mencapai tujuan - lewat pilihan yang sudah Anda tetapkan - adalah dengan menghargai proses (to be), bukan dengan menunggu 'warisan' dari orang lain (to have).



Lucius OSC
gratias7376@gail.com
sinurat_lucius@yahoo.com


24 Juli 2009

CAMPING: BACK TO NATURE WITH JESUS

1_Spiritualitas Semesta

Spiritualitas berasal dari kata spiritus (Latin), Spirit (English), Ruah Roh ( Ibrani/Arab). Spiritualitas dengan demikian berarti segala hal yang berkaitan dengan spirit/roh/semangat; dan spiritualitas alam (natura spiritualita) berarti roh semesta; tentang bagaimana menjadikan alam semesta sebagai inspirator, yang  memberi semangat bagi hidup kita di masa kini.

2_ Semesta Menyirami Hati yang Beku dan Kaku

Kegiatan Spirit Camping (Mudika menamainya Camp Youth Day) dimaksud agar Orang Muda Katolik (OMK, MUDIKA) mencoba menimba spirit atau semangat alam semesta. Meminjam istilah dari St. Fransiskus, kita mencoba bersaha menjadikan alam semesta dan isinya sebagai saudara atau saudari.  Sekedar mengingatkan saja... seluruh keajaiban dan mukjizat yang diuturkan dalam Kitab Suci, rupanya selalu erat terkait dengan fe-noumena atau noumena alam semesta. Sebut saja tentang bagimana Yesus menghardik ombak besar, Musa dan bangsa Israel menyeberangi Laut Merah, Tiang Awan yang menyelubungi bangsa Israel ketika berjalan di siang hari dan Tiang Api ketika berjalan di malam hari.  Semua kejaiban itu selalu terkait erat, bahkan tak terpisahkan dari fenomena dan noumena alam semesta. Dengan demikian, Spirit Camping bertema "Back to Nature With Jesus" ini merupakan kesempatan bagi kaum muda Gereja (baca: MUDIKA, OMK) untuk kembali ke semangat awal Penciptaan, "Semua diciptakanbaik adanya".

3_Conditio: Pra-Nunc-Post

Dalamkisah Penciptaan jelas kita baca bahwa manusia adalah ciptaan terakhir (diciptakan pada hari ke-6, dn hari ke-7 Allah bersistirahat), jauh sebelu diciptakan semesta beserta  isinya, fasilitas pendukungnya. Hal ini mengandaikan 3 hal penting:

(1) Kehidupan selalubermula dari kebaikan [kita terlahir dengan kondisi tak berdosa, polos, belum ada conflict-interest yang muncul, dst].  Ini merupakan situasi pra-conditio; 

(2) Nafsu ingin lebih (bebas) membuat manusia tak puas dengan kondisi hidupnya. Ia ingin bebas sebebas-bebasnya, kendati ia tak sadar bahwa ia justru memnjarakan dirinya dalam ketidakbebasan. Nafsu keserakahan pada akhirnya menguasai dirinya, dengan kehendak untukmenyami Penciptanya. (nunc-conditio); dan

(3) Eksploiotasi terhadap kondisi "semua tampak baik adanya" lewat eksploitasi alam membuat manusia akhirnya sadar bahwa dirinya sungguh tak bebas. Mengapa? Akhir-akhir ini manusia tak pernah bisa mengantisipasi Bencana Alam yang selalu datang tak terduga; belum lagi dengan intimidasi dan teror dari sesamanyayang menjadi competitordalam mempertahankan hidup di tengah kapitalisme yang kian hari kian keji. Di titik inilah muncul kesadaran baru (re-awareness) akan pentingnya "yang lain", termasuk alam semesta dalam hidupnya (post-conditio).

4_Manusia dan Semesta : Wujud Cinta Tuhan

Akhirnya, dengan kegiatan Spirit Camp ini diharapkan agar setiap peserta yang terlibat (MUDIKA Paroki St Maria Tanjung Selamat - Medan) diharapkan agar mereka lebih bersahabat dengan Yesus lewat penjelajahan alam, tepatnya lewat ungkapan syukur atas keindahan ciptaan Allah yang mereka lihat, yang mereka akrabi selama 3 hari, dari hari Sabtu-Senin, 18 - 20 Juli 2009,  di Bumi Perkemahan Sibolangit, Sumatera Utara. Persahabatan dengan semesta ini tertuang dalam Kidung Semesta (Yan Sunyata OSC) yang dengan jelas dan tegas mengumandang: "...CintaMU perkasa bagi angin/ menghembus kuat terbang tegar/ CintaMu padat laksana bumi/ berkilau cemerlang bak bintang/ CintaMu mengubah pandanganku/ Apiku, Cintaku, Tuhanku/ Sia-sialah memiliki dunia, Cintaku/ kalau tak bersamaMu, ya Allah.."

Semoga !!!

Lucius OSC

Spirit Camp: SENDIRI dan TERASING ?

Semesta di Kesendiriannya

Matahari telah terbenam dan pepohonan itu gelap, namun profilnya tampak nyata pada latar belakang langit yang mulai memudar. Sungai yang tak terlalu lebar tapi deras itu tampak damai dan hening. Rembulan tak kunjung mulai muncul dari balik cakrawala. hanya bintang yang beranjak naik di antara dua pohon besar, tetapi sorotnya nyaris tak menimbulkan bayangan.

Mudika St. Maria Tanjung Selamat (selanjutnya disingkat Mudika) memanjat tepi sungai yang terjal dan meniti jalan setapak yang menyusuri hutan yang hijau dan masih asri. Jalan setapak ini jalan yang sangat tua; ribuan kaki telah menapaknya, dan ia kaya dengan tradisi dan keheningan. Jalan itu merambah di antara ladang-ladang dan pohon-pohon tua dan muda , dan bendungan dan air terjun yang meneriakkan amarah terhadap eksploitasi manusia atas alam.

Pepohonan itu terasa anggun menjauh; mereka menarik diri ke dalam kesunyian dan kegelapan sendiri. Beberapa orang dari Mudika lewat dengan tertarih, ringan langkah, gontai pun penuh semangat, sambil mengobrol, lalu sekali lagi terdapat keheningan dan kedamaian yang timbul apabila semua berada sendiri.

Aloneness vs loneliness
Kesendirian [aloneness] ini bukan kesepian [loneliness] yang menindih dan mencekam. Ia berarti "berada sendiri"; ia tak ternoda, kaya, dan lengkap. Pohon tua itu tidak punya eksistensi kecuali menjadi dirinya. Begitu pula kesendirian ini. Orang berada sendiri, seperti api, seperti bunga, tetapi orang tidak sadar akan kemurnian dan kedalamannya. Orang hanya dapat sungguh-sungguh berkomunikasi apabila terdapat kesendirian.
Sendiri bukanlah hasil dari pengingkaran atau menutup diri.

Kesendirian adalah membuang semua motif, semua pengejaran keinginan, semua cita-cita. Kesendirian bukanlah hasil akhir dari pikiran. Anda tidak dapat menginginkan kesendirian. Keinginan seperti itu hanyalah pelarian dari kesakitan karena ketidakmampuan menyatu.

Kesepian, dengan ketakutan dan bebannya yang menghimpit, adalah keterasingan, tindakan yang mau tidak mau datang dari diri. Proses keterasingan ini, baik yang meluas maupun sempit, menimbulkan kebingungan, konflik dan penderitaan. Keterasingan tidak pernah dapat melahirkan kesendirian; yang satu harus berakhir agar yang lain muncul. Kesendirian tidak terbagi-bagi, sedangkan keterasingan adalah pemisahan. Yang berada sendiri adalah lentur dan dengan demikian mampu bertahan. Hanya yang sendiri dapat menyatu dengan yang tanpa sebab, yang tak terukur. Bagi yang sendiri, hidup adalah abadi; bagi yang sendiri, tidak ada kematian. Yang sendiri tidak dapat berakhir.

Sayup-sayup desahan angin, terang bintang yang baru saja mencapai puncak pepohonan, dan kini bayang-bayang pepohonan itu kian gelap dan pekat. Beberapa orang yang juga berkemah dengan kelompok berbeda, para pemandu dan penduduk setempat terdengan bercengkerama selagi kami melewati hutan rindang dan berjalan kembali menyusuri sungai. Sungai itu begitu hening sehingga dapat menangkap kilauan bintang-bintang serta lampu-lampu jembatan panjang yang membentang di atas permukaan airnya.

Di Perkemahan Kami

Di tepi perekemahan kami,  sekelompok praja muda kerana (pramuka)  yang bertenda di samping kami sesekali tertawa-tawa, dan teriakan seorang leader terdengar melengking. tak jarang pulamemperdengarkan lagu-lagu pop yang bahkan sangat mengganggusuasana hening yang ingin kami bangun bersama. Seekor burung malam terbang melintas diam-diam. Seseorang mulai bersenandung di tepi seberang sungai yang lebar itu, dan kata-katanya jelas menembus malam. Lagi-lagi kesendirian adalah hidup yang meresap ke mana-mana.***


Lucius OSC [inspirasi: Sendiri dan Terasing dari J. Krishnamurti]

narsis

http://www.facebook.com/home.php?filter=fl_1166200676656#/ciusosc?v=photos&ref=profile

API UNGGUN: SPIRIT KEHIDUPAN MUDIKA

**Tata Peribadatan**[ibadat dipimpin oleh Fr. Lucius OSC]

1_HENING...[Doa Yesus: "Tuhan, (sambil menarik nafas), kasihanilah kami (sambil melepaskan nafas). Doa ini diulangi berkali-kali hingga tercipta keheningan...]

2_VISUALISASI-1 "Aku adalah Warna" [diperankan oleh Martin (hitam); Janti (putih); Arie (hijau); Andre (merah); Andreni (kuning); Pasu (biru); dan Cici (abu-abu)] 

  • "Aku bukan HITAM, sebab sebayang terang lamat-lamat masih menghampar, di ujung pandang, meski nyaris padam..."
  • "Aku bukan PUTIH, sebab secercah bayang seperti melitangi terang, mengusik hamparan, mengaburkan sudut kiri atau kanan, sudut bara atau selatan..."
  • "Aku bukan HIJAU, yang kadang membuatmu silau..."
  • "Aku bukan MERAH, yang sering membuatmu terbakan..."
  • "Aku bukan KUNING, yang kadang membuatmu kuyu..."
  • "Aku bukan BIRU, yang kerap membuatmu menangis..."
  • "dan... aku bukan ABU-ABU, hamaparan anatara lapangan 'mungkin', barisan tenda kuyu bermuatan salju, dataran 'barangkali', bentangan 'entah'..."

3_TANDA SALIB (+)

4_ DOA TOBAT - ABSOLUSI

5_DOA CINTA

Allah, sang Cinta, kami bersyukur atas segala anugerahMu, yang mengalir setiap saat, dan melimpah setiap waktu. Terlebih kami bersyukur atas hidup yang senantiasa Kau-isi menjadi lebih indah dan lebih berarti. Kami percaya kepadaMu, yang selalu inign memperbaharui hidup kami, membakar kami dengan api RohMu, dan menghidur kami dengan kegembiraan. Maka hadirlah di sini, ya Allah, Tuhan kami. Amin

6_INJIL [Mrk 6:34-38]

7_VISUALISASI-2 "Bersamaku" [Penyalaan api unggun. Api unggun dinyalakan setelah semua warna mengungkapkan 'tekad'nya, baik secar personal, lalu secara komunal

  • ___HITAM: "Bersamaku, kau masih bisa melangkah, meski meraba..."
  • ___PUTIH: "Bersamaku, kau tak akan jadi buta, karena kelam atu cahaya ..."
  • ___HIJAU: "Bersamaku, kau kau akan selalu terjaga..."
  • ___MERAH: "Sebab, kau akn tersesat..."
  • ___KUNING: "atau menemukan tenggara..."
  • ___BIRU: "Bersamaku, kau akn selalu siaga..."
  • ___ABU-ABU: "sebab, kau harus terus bertanya..."

Bersama-sama: " Bersama kami, bentangan yang terhampar, Mudika Santa Maria Tanjung Selamat yang kian mekar, akan menuju Utara atau Selatan, Timur atau Barat, menuju satu cahaya ! [serentak menyalakn api unggun dengan obor yang telah menyala di tangan masing-masing] 

8_ HENING... [menatap proses penyalaan api unggun]

9_RENUNGAN

10_CREDO

11_DOA PERMOHONAN

12_BAPA KAMI

13_KOMUNI

14_MAZMUR PERUBAHAN

  • [Cewek:] Yesus, Aku hendak menyatukan hidupku dengan hidupMu; pikiranku dengan pikiranMu; kelengketan hatiku dengan kelengketan hatiMu; pekerjaanku dengan pekerjaanMu.
  • [Cowok:] Agar dengan persatuan ini diriku menjadi lebih suci dan lebih berkenan di mata BapaMu; dan agar hidupku lebih pantas menerima rahmatMu serta menerima ganjaran hidup abadi.
  • [Cewek:] Aku akan  Menyatukan niatMu dengan niatku, kesucian tindakanMu dengan tindakanku. Keunggulan kebaikanMu yang luhur dengan keutamaanku.
  • [Cowok:] Apabila aku berdosa, aku akan menyatukan kesucian doaMu dengan doaku, baik dalam seluruh hidupku, maupun dalam tiap penggalnya.
  • [Cewek:] Aku akan menyatukan seluruh segi niat ilahiMu dengan apa yang harus aku lakukan dan harus aku derita.
  • [Cowok:] Aku akan menggabungkan, bila mungkin, titik pandangMu dengan segi penglihatanku, kata-kataMu yang suci dengan lidahku.
  • [Cewek:] Kelemahlembutan hatiMu dengan kelemahlembutanku. Derita penghinaan dan pengosongan diriMu dengan kerendahan hatiku, dan seluruh jiwa ilahiMu dengan tindakanku.
  • [Cowok:] Dan apabila dalam salah stau pekerjaan, aku menemukan sesuatu yang tak terilhami olehsemangatMu, atau yang  lahir dari segala yang berpusat pada diriku, atau yang berasal dari kelengketan yang tak teratur.... aku akan menolak, mengemohi, serta akan membuangnya dengan sepenuh hati.
  • Amin.

15_BERKAT PENUTUP (+)

created by: Lucius OSC dan Tim Liturgi MUDIKA